Karakteristik Geometrik
Apabila sebuah poros dipasangkan dengan sebuah bantalan maka diameter
poros harus lebih kecil dari diameter dalam/lubang bantalan supaya
poros mempunyai kelonggaran yang tertentu untuk mempermudah pelumasan
dan mengurangi gesekan. Besarnya kelonggaran tersebut tergantung ukuran
poros maupun lubang yang dalam hal ini merupakan karakteristik geometrik
bantalan.
Karakteristik geometrik ditentukan oleh siperancang yang dituangkan
dalam gambar teknik. Pada saat pembuatan, pembuat akan membuat produk
sesuai yang dicantumkan pada gambar teknik tersebut.
Hubungan antara Karakteristik Geometrik dengan Karakteristik Fungsional
Hubungan antara karakteristik fungsional dengan karakteristik
geometrik adalah sangat penting. Komponen mesin boleh dikatakan
bercirikan karakteristik geometrik yang teliti dan utama.
Misalnya karakteristik fungsional dari bantalan tergantung atas
karakteristik geometrik dari poros maupun lubangnya, dalam hal ini
mengenai ukuran (dimensi), bentuk dan kehalusan permukaan dari
masing-masing komponen (lubang dan poros).
Kekuatan suatu komponen mesin tergantung atas dimensinya. Dengan
menggunakan material yang sama, poros berdimensi besar akan lebih besar
pula kekuatannya dibandingkan dengan poros berdimensi kecil.
Untuk komponen mesin dengan kecepatan tinggi, seperti baling-baling
dengan porosnya yang digunakan pada pesawat udara, maka letak titik
beratnya memegang peranan penting. Kesalahan bentuk pada bagiannya akan
mengubah letak titik berat sehingga fungsi mesin akan terganggu karena
getaran yang diakibatkan oleh kesalahan titik berat.
Penyimpangan Selama Proses Pembuatan
Suatu komponen mesin mempunyai karakteristik geometrik yang ideal
apabila komponen tersebut sesuai dengan apa yang dikehendaki, mempunyai:
- Ukuran/dimensi yang teliti.
- Bentuk yang sederhana.
- Permukaan yang halus sekali.
Dalam kenyataannya adalah tidak mungkin membuat suatu komponen dengan
karakteristik yang ideal, namun akan timbul penyimpangan penyimpangan.
Misalnya dalam proses pemesinan timbul penyimpangan yang bersumber dari
satu atau lebih dari faktor-faktor berikut :
- Penyetelan mesin perkakas.
- Pengukuran geometri produk.
- Gerakan mesin perkakas.
- Keausan pahat (perkakas potong)
- Perubahan temperatur.
- Besarnya gaya pemotongan.
Dapat disimpulkan bahwa produk/komponen dengan karakteristik
geometrik yang ideal adalah tidak mungkin diproduksi. Oleh sebab itu
solusinya adalah dengan mentolerir penyimpangan yang terjadi. Jadi
sekarang masalahnya adalah menentukan seberapa jauh penyimpangan yang
diperbolehkan.
Spesifikasi, Metrologi dan kontrol kualitas
Didalam sebuah industri ditemui tingkatan-tingkatan dalam proses
pembuatan suatu produk/mesin berlangsung. Tingkatan-tingkatan itu berupa
: tingkatan politik perusahaan, tingkatan perancangan, tingkatan
pembuatan dan perakitan, dan tingkatan distribusi dan purna jual. Dari
berbagai media komunikasi yang digunakan salah satunya dapat dianggap
sebagai media yang terpenting yaitu gambar teknik.
Gambar teknik haruslah jelas dan dimengerti oleh semua orang, baik
oleh perancang produk, perancang proses produksi, operator-operator
mesin, pengontrol kualitas selama proses produksi berlangsung, dan
orang-orang dari bagian servis. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai cara
penulisan dan arti dari spesifikasi geometrik suatu produk yang akan
dibuat yang tercantum pada gambar teknik haruslah seragam untuk
menghindari salah pengertian.
Pada tingkatan produksi pemeriksaan kualitas geometrik dilakukan pada
produk untuk membandingkan dengan spesifikasi geometrik yang ada pada
gambar teknik. Apabila ada perbedaan, maka haruslah diambil tindakan
untuk memperbaiki dan menjaga kualitas produk.
Istilah metrologi geometrik atau disebut juga metrologi industri didefinisikan sebagai :
ilmu dan teknologi untuk melakukan pengukuran karakteristik
geometrik dari suatu produk (komponen mesin/peralatan) dengan alat dan
cara yang cocok sedemikian rupa sehingga hasil pengukurannya dianggap
sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen
mesin yang bersangkutan.
Apakah Mutu Tersebut ?
Mutu atau kualitas adalah istilah yang mengandung arti relatif
yang digunakan untuk menilai tingkat persesuaian suatu hal terhadap
acuannya.
Acuan dapat berupa benda nyata (contoh) tetapi lebih sering berupa
benda maya atau imajiner yang dituangkan dalam bentuk spesifikasi
(rincian karakteristik geometrik, fisik, material, dan bisa juga
kimiawi). Hanya produk yang sesuai dengan spesifikasi, yang diketahui
dengan mengukur karakteristiknya (geometrik, fisik, material, kimiawi),
inilah yang dapat menyandang predikat bermutu bagus.
Jika acuan telah dimengerti dan dipahami maka teknologi pembuatan produk dapat dipilih yang sesuai.
Pemeriksaan/inspeksi adalah sama dengan kontrol kualitas yaitu
melaksanakan pengukuran karakteristik produk yang kemudian dibandingkan
dengan acuan yang dibakukan. Tetapi pada pemeriksaan hasilnya hanya
sampai pada taraf penyajian data bahwa sekian produk adalah baik dan
sebagian lain adalah jelek. Kontrol kualitas lebih dalam materinya dari
pada pemeriksaannya dimana selain dilakukan pengukuran juga dipikirkan
metoda untuk menangani berbagai masalah antara lain :
- Kapan pemeriksaan produk dilakukan dan dengan metoda apa pengukuran dilaksanakan.
- Berapa lama pemeriksaan harus diulang atau berapa selang waktunya (frekwensinya) antara pemeriksaan yang satu dengan berikutnya.
- Berapa banyak produk yang harus diperiksa untuk satu kali pemeriksaan.
- Bagaimana data pengukuran diolah, disimpulkan dan tindakan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi proses.
Tujuan terpenting dari kontrol kualitas adalah untuk memberikan tanda
“lampu merah”, berarti suatu tindakan harus segera diambil untuk
mencari penyebab perubahan dan membetulkan variabel yang mempengaruhi
proses produksi. Karakteristik proses pembuatan dapat dipelajari melalui
berbagai bentuk diagram kontrol.
Sumber : domsavmania.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar