Minggu, 08 Juni 2014

Quality Control

Quality Control

 
1.1   Pengertian Produksi dan Efisiensi
            Produksi adalah setiap kegiatan atau usaha manusia untuk membuat dan mengolah barang atau jasa dagangan untuk mempertinggi kuantitas manusia dan kuantitas suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Ms. Encarta Library 2005). Banyak faktor yang sangat berperan dalam memperoleh kuantitas dan kualitas produksi yang baik, dimana yang menjadi faktor utamanya adalah sumber manuasia, sumber daya alam dan sumber daya keuangan yang baik.
          Efisiensi di dalam ilmu fisika dan teknik adalah perbandingan jumlah (barang / jasa) yang diproduksi (nyata) oleh suatu mesin dengan jumlah (barang / jasa) yang direncananakan (target). Efisiensi pada umumnya dinyatakan sebagai persentase, dan tidak ada mesin dapat bekerja dengan efisiensi 100 persen (Ms. Encarta Library 2005).

1.2  Pengertian Quality Control
Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti,  mengembangkan, merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana (Dr. K. Ishikawa).
Quality Control adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan pengambangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan servis dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen (Feightboum).
Quality Control adalah akrivitas memelihara dan memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada perusahaan, quality control bukan hanya menjadi tanggung jawab begian quality control saja, tetapi seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan memecahkan masalah ini (Ishita Nobuyuki).

1.3  TQC (Total Quality Control)
          TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.
          Konsep dasar TQC :
1.      Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2.      Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3.      Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar)
Pengertian dari TQC :
1.      Total Quality Control adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus dari Plan – Do – Check – Action (PDCA)
2.      Total Quality Control diselenggarakan tidak pada hasilnya, tetapi selama proses sampai dengan hasilnya
3.      Jangan menyalahkan siapapun juga
4.      Bicara dengan data/fakta dan unsur – unsur yang terukur
5.      Setiap kegiatan harus punya segi kegiatan perbaikan dan pencegahan

1.4  Tujuan Quality Control
Quality Control berarti memenuhi keinginan costumer terhadap produk dan service, maka tujuan quality control berdasarkan pengertian tersebut adalah :
1.      Quality adalah Kualitas produk dan kegiatan ( aktifitas kerja )
2.      Cost adalah Biaya
3.      Delivery adalah Penyampaian ( ketepatan dan cara )
4.      Safety adalah Keselamatan
5.      Environment adalah Ramah Lingkungan
Membuat keseimbangan antara quality dan cost. Kualitas dicapai secara ekonomis dan efisien hanya bila tiap proses dapat memberi jaminan kualitas pekerjaannya pada proses – proses berikutnya. Aktivitas QC circle ( berkesinambungan ), operasional ZD ( Zero Defect )

1.5  Keuntungan dan Faktor Kegagalan Penerapan Quality Control
          Keuntungan Penerapan Quality Control meliputi :
1.      Pembinaan/pengembangan personel
2.      Membina rasa kebersamaan
3.      Perbaikan Kualitas
4.      Pengurangan Biaya
5.      Perbaikan Sikap Mental
6.      Membangun Team yang tangguh
7.      Membangun kata sepakat dan motivasi
8.      Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah
9.      Penghargaan terhadap karyawan
Kegagalan dalam  penerapan Quality Control dapat disebabkan oleh :
1.      Meremehkan anggota team yang lain
2.      Tidak mendengarkan
3.      Suka interupsi
4.      Menggurui
5.      Rendah diri
6.      Mengabaikan kemampuan yang positif
7.      Tidak mengikut sertakan
8.      Menomor satukan orang lain
9.      Gagal berbicara
10.  Gagal berpraktek
11.  Seakan dirinya tidak terpakai
12.  Seakan dirinya nomor satu
13.  Menyembunyikan belang

1.6  Sejarah Quality Control
          Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan Jepang atas Amerika :
1.      Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika. Penyebabnya adalah Amerika negara yang besar dan mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan Jepang, demikian juga untuk kualitas peralatan perangnya, amerika menghasilkan peralatan yang kualitasnya baik.
2.      Deming, W. Edwards ( 1900-1993), orang statistik dan tenaga ahli manajemen berkwalitas yang bertindak sebagai seorang guru, penasehat, dan konsultan bagi sejumlah korporasi penting, para pemimpin bisnis, dan tenaga ahli pengendalian mutu. Deming revitalize dibantu ekonom Jepang yang mengikuti Perang Dunia II ( 1939-1945) dan mengadakan revolusi praktek bisnis dari banyak perusahaan di (dalam) Amerika Serikat sepanjang 1980s
3.      Tahun 1950, Pada perang Amerika dengan Korea Utara, Jepang menjadi basis militer Amerika terutama untuk memperbaiki peralatan tempur Amerika, disinilah awalnya Jepang kemudian belajar mengenai Quality Control.
4.      Tahun 1954, E. Deming ( Seorang Ilmuan dari Amerika ) diundang datang ke Jepang untuk memberi kuliah mengenai Quality Control.
5.      Tahun 1960, Jepang mulai mengadopsi dan menerapkan Quality Control pada industri – industrinya.

1.7  Prinsip Dasar Quality Control
  1. Qualitas adalah memenuhi keinginan sesuai yang diharapkan oleh pelanggan, yaitu dengan memberikan barang serta service yang memuaskan.
  2. Quality control adalah dari Top Managemen sampai dengan seluruh karyawan benar – benar merasakan dan menyadari bahwa Quality adalah jiwa dari perusahaan.
  3. Langkah – langkah yang dilakukan dalam Quality Control adalah Plan – Do – Action ( Deming Circle ).
    1.9  Langkah – Langkah dalam Quality Control
    1.      Langkah pertama dalam quality control adalah benar – benar mengerti dan memahami keadaan ( kelemahan maupun kelebihan ) yang ada pada diri sendiri.
    2.      Selanjutnya adalah mampu mengurangi kesalahan pada diri sendiri.
    3.      Setelah menemukan penyebab masalahnya, ambil penyebab nomor 1 dan 2 , buang penyebab nomor 3,4, dan seterusnya.
    4.      Jangan hanya melihat hasilnya tetapi check satu – persatu prosesnya.
    5.      Check dan yakinkan fakta yang ada di lapangan, dengan produk dan data.
    6.      Lakukan pengamatan pada nilai rata – rata dari hasil data, karena bisa saja terjadi ketidak seimbangan nilai rata – rata.
    7.       Jangan hanya melakukan penyelidikan, tetapi dari hasil penyelidikan di check satu persatu prosesnya.
    8.      Cara bekerja serta urutan bekerja jangan hanya disampaikan secara lisan tetapi sampaikanlah dalam bentuk tulisann.
    9.      Kalau melihat sesuatu yang abnormal, segera lakukan action,stop mesin, hubungi maintenance, segera cari penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan.
    10.  Jangan sampai kesalahan yang sama terulang kembali.

    Sumber : mnurhadi.wordpress.com

Toleransi

TOLERANSI

1. Toleransi dan suaian
  1. Toleransi
Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah elemen diberi ukuran  maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
•  adalah ukuran dasar
•  adalah nilai toleransi yang diberikan
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran, toleransi geometrik, dan konfigurasi kekasaran permukaan.
1.1  Toleransi ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran elemen.
Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.
Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi:
1.1.1        Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman.
ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16.
Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut:

IT 01
IT 0
IT 1
Nilai dalam µm untuk D dalam µm
0,3 + 0,008 D
0,5 + 0,012 D
0,8 + 0,0 20 D
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.
  1. Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti.  Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll.
  2. Kualitas 5 – 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen yang mampu tukar.
  3. Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan, pengerolan, dsb.
1.1.2        Toleransi Umum dan Toleransi Khusus
  1. Toleransi Umum
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian).
Nilai toleransi umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang sama.  Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan) dan ukuran dasar.
  1. Toleransi Khusus
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum dan suaian.  Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
1.1.3        Toleransi suaian
Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan.
Ada empat macam suaian pada elemen mesin, yakni:
  1. Suaian longgar (clearance fit)
Suaian ini selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
  1. Suaian sesak (interference fit)
Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros.
  1. Suaian pas (transition fit)
Suaian ini dapat menghasilkan celah bebas atau interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan kelegaan negatif.
  1. Suaian garis
Batas – batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit.
Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali dipakai :
  1. Ukuran dasar
Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yanag ditulis sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diijnkan.
  1. Penyimpangan atas
Penyimpangan atas adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum.
  1. Penyimpangan bawah
Penyimpangan bawah adalah penyimpangan ke arah bawah penyimpangan minimum.
  1. Ukuran maksimum
Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diperbolehkan.  Besarnya ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas.
  1. Ukuran minimum
Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan.  Besarnya ukuran minimum = ukuran dasar + penyimpangan bawah.
  1. Garis nol
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
  1. Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur.
  1. Kelonggaran (Clearance)
Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.
  • Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros  terkecil dalam suatu suaian longgar.
  • Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil dengan poros terbesar dalam suatu suaian longgar.
  1. Kesesakan (Interference)
Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.
  • Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros terbesar pada suaian sesak.
  • Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada suaian sesak.
Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros:
a. 30H7                                        b.  40g6
Keterangan:
  1. Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan kualitasnya 7
  2. Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan kualitasnya 6
1.2  Toleransi Geometrik
Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris.  Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya.
Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi berikut.
  1. Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1)
  2. Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2)
  3. Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #3)
  4. Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4)
  5. Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5)
  6. Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6)
  7. Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #7)
  8. Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8)
Berikut ini gambaran mengenai hubungan antara sifat yang diberi  toleransi dan daerah toleransi diberikan dalam suatu tabel.
Daerah Toleransi
#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
Sifat-sifat yang diberi toleransi
Simbol
Kelurusan
Kedataran
Kebulatan
Kesilindrisan
Profil garis
Profil permukaan
Kesejajaran
Ketegaklurusan
Ketirusan
Posisi
Konsentrisitas dan koaksialitas
Kesimetrisan
Putar tunggal
Putar total
Hubungan antara toleransi geometrik dengan toleransi ukuran ada dua macam dibedakan menurut :
  1. Menurut Prinsip Ketidakbergantungan
Definisi Prinsip Ketidakbergantungan adalah,“Tiap persyaratan yang diperinci dalam gambar, seperti misalnya toleransi ukuran dan toleransi bentuk atau posisi harus ditentukan secaa bebas tanpa menghubungkan pada ukuran, toleransi atau sifat manapun kecuali ditentukan oleh suatu hubungan khusus.”
Maka bila tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran dan toleransi bentuk atau posisi, toleransi bentuk atau posisi itu dianggap tidak memiliki hubungan.
  1. Menurut Prinsip Bahan Maksimum
Definisi Prinsip Bahan Maksimum adalah,”Pemberian toleransi yang memperhitungkan ketergantungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi serta adanya tambahan harga toleransi dari bentuk atau posisi pada bagian tertentu yang menyimpang asalkan tidak melanggar batas-batas maksimum dan minimumnya”
Prinsip bahan maksimum mengsumsikan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi.  Kondisi bahan maksimum pada sebuah poros adalah ukuran batas terbesar dari poros tersebut.
1.3  Konfigurasi kekasaran permukaan
Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas pengerjaan (tekstur), memegaang peranan penting dalam perencanaan suatu elemen mesin, yakni berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan, kelelahan, kerekatan, suaian, dan sebagainya.
Nilai kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, daari N1 sampai dengan N12
Kekasaran (Ra)
(µm)
Tingkat Kekasaran
Panjang Sampel
(µm)
50
25
N12
N11
8
12.5
6.3
N10
N9
2.5
3.2
1.6
0.8
0.4
N8
N7
N6
N5
0.8
0.2
0.1
0.05
N4
N3
N2
0.25
0.025
N1
0.08
  1. 2. Jenis jangka sorong dan mikrometer skrup serta aplikasinya
  1. Jangka Sorong (caliper)
Jangka sorong secara khusus menggunakan gerak geser yang presisius untuk pengukuran bagian dalam, bagian luar, dan demi kedalaman atau tingkatan pengukuran.  Kekhususan dari kemampuan geser jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman dan roda gigi serta mesin yang sedang bergerak.
Beberapa jenis jangka sorong adalah sebagai berikut:
  1. Center Measuring Calipers
    Jangka sorong dengan bentuk kerucut dengan ‘jaws’ yang didesain untuk mengukur jarak di antara pusat dua buah lubang atau rongga.
  1. Gear Tooth Calipers
    Jangka sorong dengan  batang yang dapat diatur didesain untuk mengukur ketebalan dari gigi roda pada batas ‘pitch’.  Batang yang dapat diatur ini menetapkan kedalaman pengukuran pada batas ‘pitch’ atau pada batang tambahan.
  1. Machine Travel Calipers
Sistem pengukuran yang didesain untuk mengukur perubahan posisi dari machine bed. Kepala mikrometer, indikator, jangka sorong terspesialisasi dan pengukuran OEM lainnya digunakan untuk mengindikasikan perjalanan mesin.  Jangka sorong ini khususnya digunakan untuk mengukur mesin yang telah terpasang atau berwujud  produk seperti alat permesinan, mikroskop, dan instrumen lain yang memerlukan dimensi atau kontrol yang presisi.
  1. Nib Jaws Calipers
Jangka sorong ini memudahkan pengukuran segi bagian dalam (inside features), segi bagian luar (outside features), lekukan, lubang atau celah, dan derajat.  Dengan membandingkan dengan jangka sorong lainnya, maka jangka sorong ini dapat dengan mudah dan akurat ditempatkan pada bagian sisi atau celah.
  1. Pocket / Rolling Mill Calipers
    Jangka sorong yang kecil dan biasa digunakan untuk pengukuran dengan tingkat ketelitian yang rendah dan biasanya secara sederhana digunakan untuk mengukur alat yang tak rata untuk demi kecepatan pengukuran barang di lingkungan produksi.
  2. Electronic Calipers
Ciri-ciri:
  • Lightweight, ergonomic design
  • Large easy-to-read LCD 32 in. high
  • Inch/Millimeter conversion
  • Zero at any position
  • Automatic shut-off after 5 minutes of nonuse
  • Last measuring position retained when shut off
  • Easy access to the single
  • Hardened stainless steel body for long life
  • Integrated depth rod on all sizes
  • Fine adjustment thumb wheel
  • Lock screw to hold the slide in position
  • Resolution is 0.0005 in. (0.01mm)
  • Linear accuracy meets DIN862
  1. Mikrometer sekrup (micrometer)
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki 0.01 mm.
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
  • Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang
  • Mikrometer dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu benda
  • Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot
  • Mikrometer lubang
Mikrometer lubang secara khusus memliki tig kepala landasan yang digunakan untuk mengukur diametr dalam.
  • Mikrometer pipa
Mikrometer pipa untuk mengukur ketebalan dari pipa
Berikut contoh beberapa jenis mikrometer.
  1. Braille-Reading Micrometer
Mikrometer yang cukup popular dimana dapat digunakan oleh orang-orang yang tunanetra karena memiliki sistem penunjukan skala berupa huruf Braille.  Mikrometer ini tidak dijual bebas dan hanya di gunakan dalam dunia pedidikan demi perluasan wawasan kaum tunanetra.
3. Ukuran-ukuran blok ukur
Blok ukur yang biasanya ada di Laboratorium CAD CAM berjumlah 38 dan ukuran-ukurannya adalah sbb. {semua ukuran dalam milimeter (mm)}
1, 1.005, 1.01, 1.02, 1.03, 1.04, 1.05, 1.06, 1.07, 1.08, 1.09, 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, 1.9, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100.

Sumber : gregoriusagung.wordpress.com

Sabtu, 07 Juni 2014

Tentang 7 Basic Quality Tools

ishikawa-7-quality-tools
Dr. Ishikawa
As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved with seven fundamental quantitative tools.

Seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang, Kaoru Ishikawa, percaya bahwa statistik mampu menyelesaikan 95% persoalan kualitas. Ishikawa menyarankan untuk meningkatkan  penggunaan statistik dengan jalan melatih semua orang dalam organisasi agar dapat menggunakan dan menguasai alat-alat statistik yang diperlukan untuk  pengendalian kualitas, seperti: bagan Pareto, diagram tulang ikan  (fishbone), histogram, dan sebagainya. Alat-alat statistik ini kemudian dikenal dengan nama 7 Tools yang dirancang sederhana agar dapat dipakai siapa saja, termasuk para pekerja yang berbekal pendidikan menengah.
kaoru-ishikawa
Kaoru Ishikawa (1915 – 1989)
Para praktisi dan akademisi yang menekuni bidang kualitas menggunakan nama
  • “The Old Seven”,
  • “The First Seven”,
  • “The Basic Seven”,
dan banyak nama lain untuk menyebut 7 Tools yang terdiri dari: 1. Check Sheet, 2. Scatter Diagram, 3. Fishbone Diagram, 4. Pareto Charts, 5. Flow Charts, 6. Histogram, dan 7. Control Charts, karena ada 7 Tools lain yang sering disebut New 7 Tools. Dalam posting ini, saya hanya membahas 7 Basic Quality Tools.

1. Check Sheet

Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan teratur pada saat data itu muncul  di lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis secara cepat (langsung) atau menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain, misal untuk masukan data Pareto chart.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh check sheet yang digunakan untuk mengumpulkan data cacat per jam.
7-qc-tools-check-sheet
Gambar 1. Contoh Check Sheet
Penjelasan lebih lengkap tentang check sheet beserta contoh-contohnya, silahkan baca posting berjudul: Check Sheet dan Fungsinya dalam Pengendalian Kualitas.

2. Scatter Diagram

Scatter diagram (diagram pencar) adalah grafik yang menampilkan sepasang data numerik pada sistem koordinat Cartesian, dengan satu variabel pada masing-masing sumbu, untuk melihat hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika kedua variabel tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di sepanjang garis atau kurva. Semakin baik korelasi, semakin ketat titik-titik tersebut mendekati garis.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh scatter diagram yang digunakan untuk melihat sejauh mana temperatur mempengaruhi defect. Tampak bahwa ada korelasi antara temperatur dan defect, di mana semakin tinggi temperatur semakin rendah jumlah defect, ini mungkin karena proses warm-up  mesin yang kurang.
7-qc-tools-scatter-diagram
Gambar 2. Contoh Scatter Diagram
Lebih jauh mengenai derajat korelasi dan jenis-jenis korelasi dalam scatter diagram, silahkan lihat tulisan David Straker yang berjudul Scatter Diagram: How to understand it.

3. Fishbone Diagram

Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa atau cause–and–effect diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau  masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh bentuk fishbone diagram dengan manpower, machinery, material, dan methods sebagai kategori. Kategori ini hanya contoh, anda bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Sebaiknya tidak ada lebih dari 6 kategori.
7-qc-tools-fishbone-diagram
Gambar 3. Contoh Fishbone Diagram
Langkah-langkah pembuatan fishbone diagram, silahkan baca posting berjudul: Fishbone Diagram dan Langkah-Langkah Pembuatannya.

4. Pareto Chart

Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram batang (bars graph) dan diagram garis (line graph); diagram batang memperlihatkan klasifikasi dan nilai data, sedangkan diagram garis mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data diurutkan dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Ranking tertinggi merupakan masalah prioritas atau masalah yang terpenting untuk segera diselesaikan, sedangkan ranking terendah merupakan masalah yang tidak harus segera diselesaikan.
Prinsip pareto chart  sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pareto chart mengidentifikasi 20% penyebab masalah vital untuk mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh pareto chart.
7-qc-tools-pareto-chart
Gambar 4. Contoh Pareto Chart
Tentang hukum Pareto telah dibahas dalam posting berjudul: Analisis ABC, yang merupakan aplikasi hukum Pareto dalam manajemen persediaan (inventory management). Untuk mengetahui cara membuat Pareto chart silahkan kunjungi postingan yang berjudul: Membuat Bagan Pareto dengan Microsoft Excel.

5. Flow Charts

“Draw a flowchart for whatever you do.  Until you do, you do not know what you are doing,
you just have a job” — Dr. W. Edwards Deming.
Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk memvisualisasikan proses suatu penyelesaian tugas secara tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis, diskusi, komunikasi, serta dapat membantu kita untuk menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh flow chart. Untuk mengetahui arti simbol-simbol flowchart dan cara penggunaannya, silahkan buka posting yang berjudul: Standar Simbol-Simbol Flowchart dan Penggunaannya.
7-qc-tools-flow-charts
Gambar 5. Contoh Flow Charts

6. Histogram

Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars graph) yang digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Data dalam histogram dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas, nilai pengamatan dari tiap kelas ditunjukkan pada sumbu X.
Teori mengatakan bahwa distribusi yang normal, yaitu yang  kebanyakan datanya mendekati nilai rata-rata akan ditunjukan oleh histrogram yang berbentuk lonceng, seperti contoh gambar di bawah ini. Tapi jika histogram serong ke kiri atau ke kanan berarti kebanyakan data berkumpul dekat batas toleransi suatu pengukuran sehingga ada kemungkinan data tidak normal (ada masalah ketika pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses). Untuk memastikan data normal atau tidak sebaiknya menggunakan metode uji kenormalan data, seperti Kolmogorov-Smirnov test atau Anderson-Darling normality test.
7-qc-tools-histogram
Gambar 6. Contoh Histogram
Lebih jauh tentang histogram, silahkan buka posting yang berjudul: Statistik Deskriptif dengan SPSS atau dowload slide Statistik Deskriptif di halaman Download Praktikum Statistik Industri.

7. Control Chart

Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Data di-plot dalam urutan waktu. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:
  • Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.
  • Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.
  • Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali bawah.
Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan LCL ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Dengan control chart,  kita dapat menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali) atau tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh special cause of variation, yaitu variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem).
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh control chart. Untuk jenis-jenis control chart dan cara membuatnya, silahkan buka posting yang berjudul: Statistical Process Control.
7-qc-tools-spc
Gambar 7. Contoh Control Charts
SUMBER : By Eris Kusnadi (eriskusnadi.wordpress.com)
Rujukan:

Kusnadi, E. (2011, October 8). Check sheet dan fungsinya dalam pengendalian kualitas [Web log post]. Retrieved from http://eriskusnadi.wordpress.com/2011/10/08/check-sheet-dan-fungsinya-dalam-pengendalian-kualitas/
__________. (2011, December 24). Fishbone diagram dan langkah-langkah pembuatannya [Web log post]. Retrieved from http://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbone-diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya/
__________. (2012, January 9). Statistical process control [Web log post]. Retrieved from http://eriskusnadi.wordpress.com/2012/06/09/statistical-process-control/
__________. (2012, January 27). Membuat bagan Pareto dengan Microsoft Excel [Web log post]. Retrieved from http://eriskusnadi.wordpress.com/2012/01/27/pareto-chart-microsoft-excel/
__________. (2012, September 22). Standar simbol-simbol flowchart dan penggunaannya [Web log post]. Retrieved from http://eriskusnadi.wordpress.com/2012/09/22/standar-simbol-simbol-flowchart-dan-penggunaannya/
Heizer, J., & Render, B. (2006). Operations management. (8th ed.). Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.
Straker, D. (n.d.). Scatter diagram: How to understand it. Retrieved from http://syque.com/quality_tools/toolbook/Scatter/how.htm
Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality Press. Available from http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224

Alat Ukur

Pengertian Alat Ukur

Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut atau alat ukur adalah instrumen yang digunakan untuk membandingkan suatu parameter (berat, panjang, waktu dll) dengan suatu standar yang telah ditetapkan. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

Macam-Macam Alat Ukur 

Alat Ukur Panjang


  1. Alat Ukur panjang Langsung
    • Penggaris/meteran 
    Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.
    • Vernier caliper
    Alat ukur ini dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak sebutan antara lain: mistar geser, jangka sorong, mistar ingsut, sketmat, atau sigmat.
    • Micrometer
     Jangka sorong adalah alat ukur  yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong / caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.  jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
 
  1. Alat Ukur Panjang tak langsung
    • Dial Gauge bore adalah sebuah alat dengan dial indikator yang diperuntukan untuk mengukur panjang diameter suatu lubang dengan ketelitian 0,01 mm.
    • Dial Indokator adalah sebuah alat dengan dial indikator yang diperuntukan untuk mengukur run-out dari sebuah bidang datar, celah roda gigi, dll dengan ketelitian 0,01 mm.
    • Caliper Gauge sebuah alat dengan dial indikator yang diperuntukan untuk mengukur panjang diameter suatu lubang yang kecil dengan ketelitian 0,01 mm.

Alat Ukur Massa


Neraca/Timbangan
Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda.
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N).
Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau timbangan. 
Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti :
  • neraca Ohauss
  • neraca digital.
  • neraca analitis dua lengan
  • neraca lengan gantung

Alat Ukur Waktu

  1. Jam Pasir adalah pengukur waktu yang telah ada dari zaman dahulu kala, dengan menggunakan kecepatan aliran pasir berpindah dari tabung satu dengan tabung lainnya yang melalui lubang sempit. sehingga penggunaannya hanya dengan membaliknya waktu akan berjalan.
  2. Jam adalah penunjuk waktu, pengukur waktu yang telah menjadi standar dunia dengan berbagai daerah waktu (GMT), sekarng banyak jenis jam tersebut.
  3. Stopwatch adalah penunjuk waktu yang sering digunakan dalam perlombaan karena ketelitian terhadap jam biasa yang hanya menggunakan detik, menit dan jam pada jam biasa.

Alat Ukur Suhu

Termometer  adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (derajat panas atau dingin) suatu benda.Termometer menggunakan zat yang mudah berubah sifat  akibat perubahan suhu (sifat termometrik benda). Raksa (Hg) dan Alkohol mudah memuai akibat perubahan suhu, sifat termometrik inilah yang dipakai pada termometer zat cair.

Alat Ukur Listrik


  • Voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika yang sedang aktif, seperti kapasitor aktif, resistor aktif, dll. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur beda potensial suatu sumber tegangan, seperti batere, catu daya, aki, dll. Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya. Untuk lebih jelas, perhatikanlah ilustrasi pengukuran bedat potensial/tegangan listrik berikut
  • Ohmmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan suatu komponen, seperti resistor, dan hambatan kawat penghantar. Tidak seperti ampermeter dan voltmeter, ohmmeter dapat bekerja sesuai dengan fungsinya jika pada alat tersebut terdapat sumber tegangan, misalnya batere.
  • Ampermeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Dalam pemasangannya, ampermeter ini harus dihubungkan paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Peasangan hambatan shunt ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya. Berikut adalah ilustrasi pengukuran kuat arus listrik menggunakan ampermeter
  • Multitmeter/Multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
  • Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt)

 


Karakteristik Geometri

Karakteristik Geometrik 

Mesin didesain untuk melakukan fungsi tertentu, berarti mesin tersebut mempunyai karakteristik fungsional.
Apabila sebuah poros dipasangkan dengan sebuah bantalan maka diameter poros harus lebih kecil dari diameter dalam/lubang bantalan supaya poros mempunyai kelonggaran yang tertentu untuk mempermudah pelumasan dan mengurangi gesekan. Besarnya kelonggaran tersebut tergantung ukuran poros maupun lubang yang dalam hal ini merupakan karakteristik geometrik bantalan.
Karakteristik geometrik ditentukan oleh siperancang yang dituangkan dalam gambar teknik. Pada saat pembuatan, pembuat akan membuat produk sesuai yang dicantumkan pada gambar teknik tersebut.

Hubungan antara Karakteristik Geometrik dengan Karakteristik Fungsional 

Hubungan antara karakteristik fungsional dengan karakteristik geometrik adalah sangat penting. Komponen mesin boleh dikatakan bercirikan karakteristik geometrik yang teliti dan utama.
Misalnya karakteristik fungsional dari bantalan tergantung atas karakteristik geometrik dari poros maupun lubangnya, dalam hal ini mengenai ukuran (dimensi), bentuk dan kehalusan permukaan dari masing-masing komponen (lubang dan poros).
Kekuatan suatu komponen mesin tergantung atas dimensinya. Dengan menggunakan material yang sama, poros berdimensi besar akan lebih besar pula kekuatannya dibandingkan dengan poros berdimensi kecil.
Untuk komponen mesin dengan kecepatan tinggi, seperti baling-baling dengan porosnya yang digunakan pada pesawat udara, maka letak titik beratnya memegang peranan penting. Kesalahan bentuk pada bagiannya akan mengubah letak titik berat sehingga fungsi mesin akan terganggu karena getaran yang diakibatkan oleh kesalahan titik berat.
Penyimpangan Selama Proses Pembuatan 
 
Suatu komponen mesin mempunyai karakteristik geometrik yang ideal apabila komponen tersebut sesuai dengan apa yang dikehendaki, mempunyai:
  1. Ukuran/dimensi yang teliti.
  2. Bentuk yang sederhana.
  3. Permukaan yang halus sekali.
Dalam kenyataannya adalah tidak mungkin membuat suatu komponen dengan karakteristik yang ideal, namun akan timbul penyimpangan penyimpangan. Misalnya dalam proses pemesinan timbul penyimpangan yang bersumber dari satu atau lebih dari faktor-faktor berikut :
  1. Penyetelan mesin perkakas.
  2. Pengukuran geometri produk.
  3. Gerakan mesin perkakas.
  4. Keausan pahat (perkakas potong)
  5. Perubahan temperatur.
  6. Besarnya gaya pemotongan.
Dapat disimpulkan bahwa produk/komponen dengan karakteristik geometrik yang ideal adalah tidak mungkin diproduksi. Oleh sebab itu solusinya adalah dengan mentolerir penyimpangan yang terjadi. Jadi sekarang masalahnya adalah menentukan seberapa jauh penyimpangan yang diperbolehkan.
Spesifikasi, Metrologi dan kontrol kualitas 

Didalam sebuah industri ditemui tingkatan-tingkatan dalam proses pembuatan suatu produk/mesin berlangsung. Tingkatan-tingkatan itu berupa : tingkatan politik perusahaan, tingkatan perancangan, tingkatan pembuatan dan perakitan, dan tingkatan distribusi dan purna jual. Dari berbagai media komunikasi yang digunakan salah satunya dapat dianggap sebagai media yang terpenting yaitu gambar teknik.
Gambar teknik haruslah jelas dan dimengerti oleh semua orang, baik oleh perancang produk, perancang proses produksi, operator-operator mesin, pengontrol kualitas selama proses produksi berlangsung, dan orang-orang dari bagian servis. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai cara penulisan dan arti dari spesifikasi geometrik suatu produk yang akan dibuat yang tercantum pada gambar teknik haruslah seragam untuk menghindari salah pengertian.
Pada tingkatan produksi pemeriksaan kualitas geometrik dilakukan pada produk untuk membandingkan dengan spesifikasi geometrik yang ada pada gambar teknik. Apabila ada perbedaan, maka haruslah diambil tindakan untuk memperbaiki dan menjaga kualitas produk.
Istilah metrologi geometrik atau disebut juga metrologi industri didefinisikan sebagai :
ilmu dan teknologi untuk melakukan pengukuran karakteristik geometrik dari suatu produk (komponen mesin/peralatan) dengan alat dan cara yang cocok sedemikian rupa sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin yang bersangkutan.
Apakah Mutu Tersebut ?
Mutu atau kualitas adalah istilah yang mengandung arti relatif yang digunakan untuk menilai tingkat persesuaian suatu hal terhadap acuannya.
Acuan dapat berupa benda nyata (contoh) tetapi lebih sering berupa benda maya atau imajiner yang dituangkan dalam bentuk spesifikasi (rincian karakteristik geometrik, fisik, material, dan bisa juga kimiawi). Hanya produk yang sesuai dengan spesifikasi, yang diketahui dengan mengukur karakteristiknya (geometrik, fisik, material, kimiawi), inilah yang dapat menyandang predikat bermutu bagus.
Jika acuan telah dimengerti dan dipahami maka teknologi pembuatan produk dapat dipilih yang sesuai.
Pemeriksaan/inspeksi adalah sama dengan kontrol kualitas yaitu melaksanakan pengukuran karakteristik produk yang kemudian dibandingkan dengan acuan yang dibakukan. Tetapi pada pemeriksaan hasilnya hanya sampai pada taraf penyajian data bahwa sekian produk adalah baik dan sebagian lain adalah jelek. Kontrol kualitas lebih dalam materinya dari pada pemeriksaannya dimana selain dilakukan pengukuran juga dipikirkan metoda untuk menangani berbagai masalah antara lain :
  1. Kapan pemeriksaan produk dilakukan dan dengan metoda apa pengukuran dilaksanakan.
  2. Berapa lama pemeriksaan harus diulang atau berapa selang waktunya (frekwensinya) antara pemeriksaan yang satu dengan berikutnya.
  3. Berapa banyak produk yang harus diperiksa untuk satu kali pemeriksaan.
  4. Bagaimana data pengukuran diolah, disimpulkan dan tindakan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi proses.
Tujuan terpenting dari kontrol kualitas adalah untuk memberikan tanda “lampu merah”, berarti suatu tindakan harus segera diambil untuk mencari penyebab perubahan dan membetulkan variabel yang mempengaruhi proses produksi. Karakteristik proses pembuatan dapat dipelajari melalui berbagai bentuk diagram kontrol. 

Sumber : domsavmania.wordpress.com